Tidak untuk dibaca

Kali ini
Aku terbangun pada pukul dua nol-nol
Tapuk mata yang tertutup rapat
Kini terbuka tanpa segan membaca berita

"Pagi ini, satu resah terbebaskan!"

Suara pergantian lembar demi lembar halaman buku bergesekan seperti alas kaki tipis yang berjalan terseok-seok itu sudah berhenti

Sebuah pagi dengan cahaya matahari merangkak dari sudut timur gunung di sekitar hamparan sawah ternyata jatuh pada pukul dua nol-nol

Aku yang menangis tersedu sendiri di sudut kamar merasa tersayat dan tercabik saat membaca pesanmu yang menyiksa itu

Menjadi budak hati sendiri ternyata lebih menyenangkan daripada memenuhi tuntutan Ilahi

Sampai detik ini aku melihat kursi kosong di pojok ruangan gelap itu—sisi paling menyeramkan

Kau berada di sampingnya

Tangan kananku yang tadinya selalu berusaha menggapaimu, hilang entah kemana usahanya, ia lemas terkulai tak berdaya meninggalkan asa untuk menjemputmu yang kesepian di sana

Aku ingin membaca semua bahasa isyarat yang kau suguhkan itu, aku tertegun membayangkan kepalamu yang jatuh di atas kasur—hilang harapanku—kesemua-muanya

Rasaku sampai pada pukul dua nol-nol, sampai pada pesan yang ku tutup setelahnya, sampai pada airmata yang ku seka setelahnya

Sampai pada saat kau sadar, hanya sampai pada saat ini—saat ini saja, saat tulisanku kau sadari—ia tidak hanya untuk dibaca

Komentar

Postingan Populer