Gara-gara kamu
aku baru saja mengamati kakimu tepat beberapa meter di depan kakiku, melangkah secara bergantian, aku mendapati mereka saling mengalah untuk menggapai satu tujuan, itu manis. lalu kemudian aku mengamati kakiku sendiri, mereka sama saja, melakukan hal yang sama, tidak ada yang aneh, hanya saja ketika aku memandang langit, sekelebat hadir di kepalaku.
bagaimana ketika bumi tidak lagi sudi menerima pijakan sepasang kaki, atau bahkan tak lagi mau menerima raga berada di atasnya? mungkinkah aku akan melayang selayaknya burung? atau mungkin berenang selayaknya ikan? menderita atau bahagia kah aku? entahlah.
tidak jauh waktu bergulir, aku mendapati seekor katak melintas tepat di depan kakiku, dia mengunjugi selokan yang terlihat sepi, mungkin dia ingin menemui mamah atau papah nya, atau mungkin juga ingin berjumpa saudaranya hanya untuk sekadar mendapat pelukan, atau jangan-jangan dia ingin mencumbui kekasihnya, dalam gelap, entahlah.
hilanglah katak yang entah perempuan atau lelaki itu dari kepalaku ketika mata mendapati manusia yang tengah beribadah di dekat gerobak makanan, seketika aku memandang langit untuk yang kedua kalinya, memastikan bahwa bintang masih setia membantu bulan menghiasi langit yang dilukis awan. dengan suasana yang hening serta ditemani semilir angin, kurasa manusia itu tersenyum, terlihat betapa ikhlasnya tanpa menghiraukan pandangan manusia-manusia lain demi menunaikan keinginan untuk bertemu Tuhan nya, mungkin juga dia sempat merasakan dingin walau hanya beberapa saat setelah dia menyucikan diri sebelum ibadah, lalu kemudian dia menghirup udara malam dalam-dalam hanya untuk mengucapkan selamat tinggal, mungkin dia juga merasakan aroma wanginya, entahlah.
satu dua berkali-kali langkah kemudian, aku merasakan beberapa pasang kaki mulai menghilangkan suaranya perlahan, lalu kembali kudapati dua pasang kaki, kali ini ketika aku mengamati kakimu, ada kakiku di sebelahnya, entah kenapa posisi mereka berbeda jauh dan tidak seperti yang sudah-sudah. perihal lain, tidak lagi aku menerka-nerka tentang apa-apa yang aku lihat, tapi mulai muncul banyak sekali pertanyaan yang mungkin aku tahu jawabannya, tapi. seperti tak ada henti-hentinya di kepalaku, sedari awal sampai pada akhir cerita ini kau masih saja terus-terusan membuatku berpikir. ini semua gara-gara kamu! "ya bagus"--katamu. lalu selanjutnya, adalah hal-hal yang sulit untuk di jelaskan.
Komentar
Posting Komentar